Ruang Guru

Desain Produksi Penyiaran Televisi

DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom

A. PELAKSANAAN PRODUKSI SIARAN TELEVISI

Sebelum kita bergerak melangkah membangun sebuah tim produksi mata acara televisi kita kenali dulu apa saja yang bisa ditampilkan di layar kaca. Program Mata Acara televisi berbagai macam jenisnya, kita amati dahulu satu-persatu.

a) Film Dokumenter (Documentary Film).

Dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.Intinya film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin.

Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama).Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap jadi pakem pegangan.

b) Film Cerita Pendek (Short Film).

Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit.Di banyak Negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.

c) Film Cerita Panjang (Feature – Length Film).

Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90- 100 menit.Film yang diputar di bioskop umunya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.

FILM-FILM JENIS LAIN

d) Profil Perusahaan (Corporate Profile).

Berkaitan dengan kegiatan Film diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misal tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi.

e) Iklan Televisi (TV Commercial)

Film ini diproduksi untuk Kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau Public Service Announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan ‘secara eksplisit’ artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang suatu produk tersebut.

Sedangkan iklan produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengandemikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit.

f) Program Televisi (T V Programme)

Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita. Jenis cerita ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan kelompok non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi/FTV (popular lewat saluran televisi SCTV) dan film pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV quiz, talkshow dan liputan/ berita.

g) Video Klip (Music Video)

Processed with VSCO with p5 preset

Pada dasarnya video klip adalah sarana bagi para produser musik untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industry tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core business) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahunnya. (Heru Effendy, Membuat Fim itu Gampang)

B. TAHAPAN PRODUKSI SIARAN TV.

Berikut adalah tahapan-tahapan dalam memproduksi siaran Televisi : 1. PRA PRODUKSI (PRE PRODUCTION)

Sebelum memproduksi sebuah mata acara yang dilaksanakan di luar studio (out door) atau dalam studio (in door), tim produksi haruslah memiliki tempat atau kantor sebagai base camp. Semua Treatment atau skenario dan usulan nama program hingga proses produksi dilakukan di dalam rapat pra produksi.

Usulan biasanya didiskusikan semua tim produksi, usulan dalam bentuk proposal diserahkan oleh produser atau penggagas mata acara kepada Eksekutif Produser. Setelah itu proses presentasi dan diskusi serta fokus utama tujuan sebuah acara harus disampaikan. Presentasi dilaksanakan agar produksi yang diproduksi mempunyai acuan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) . Naratama Sutaradara mata acara televisi menulis, Dalam mengekplorasi berbagai ide kreatif yang dapat tertuang dan diproduksi secara apik. Menganalisis target penonton, jam tayang, posisi stasiun televisi, dan studi komparasi terhadap kompetitor acara di stasiun televisi lain.

Hal menarik, dalam setiap presentasi mata acara, para produser selalu ditanya goal yang akan dicapai tetang program yang dibuat. Pemain menuntut, efek apa yang akan didapatkan, setelah penonton menyaksikan tayangan yang buat. Tidak hanya itu, tujuan utama memunculkan tematik harus dijelaskan pula. Bobot atau kekuatan tema yang diproduksilebih diutamakan. Bahkan tidak mempersoalkan berapa banyak yang akan menonton. Seperti contoh tema tentang isu pribumi dan non pribumi bagi ethnis Tionghoa dijadikan tema utama dalam tayangan infotainment paparazzi. Padahal jelas biasanya infotainment menyangkut gossip selebritis hingga kawin – cerainya. Namun pemain mangangkat tema yang ke luar dari isu infotainment pada umunya yang seragam di tiap stasiun televisi.

Persiapan Pra Produksi di antaranya mempersiapkan tim di luar tim inti yang akan menunjang produksi. Diantaranya mempersiapkan Desain Produksi.

Pengertian desain produksi adalah sebuah rancangan produksi yag dipersiapkan untuk memproduksi sebuah mata acara. Tidak berbeda jauh dengan film, desain produksi siaran televisi setidaknya harus memperhatian hal-hal sebagai berkut ;
 Jenis mata acara apa yang akan diproduksi ?
 Naskah ini punya siapa ?
 Menggunkan format video apa ?
 Bagaimana memulai Shooting ?
 Seluk beluk anggaran.
 Dari mana dananya ?
 Mempersiapkan crew.
 Menyusun tim produksi.
 Mempersiapkan pemeran atau pengisi acara.

Perkembangan yang terjadi di dunia pertelevisian kian menarik adalah kegiatan kreativitas yang sudah tidak menentu.Orientasi laba tujuan utama pemilik modal secara ekonomi, regulasi pemerintah yang kunjung menuai polemik tetang penyiaran, serta lembaga kontrol yang memang tak berdaya.Harus dilawan dengan tayangan yang berkualitas. Menuntut kecerdasan sang kreator televisi dalam memproduksi mata acara televisi. Kini kreator televisi dituntut lebih dapat menggali pelbagai tayangan yang harus mencerdasarkan penonton. Baik hiburan maupun berita.

Sunardian Wirodono dalam buku berjudul Matikan TV-Mu berpandangan, Berbagai bentuk materi siaran, apalagi yang berjenis hiburan seperti sinetron, kuis, infotainment, atau reality show sering lepas dari norma-norma kepatutan sebuah karya kreatif, yang semestinya juga harus bertanggung jawab pada tumbuhnya eksplorasi masyarakatnya. Munculnya berbagai kritik dan keluhan sebagian masyarakat mengenai kualitas tayangan program televisi di Indonesia menunjukan hal itu dengan jelas. Misal, banyak sinetron yang bukan saja rendah kualitas tematik, setting sosial, serta miskin dalam pendalaman materi. Apalagi, rendahnya kreativitas pihak produser itu bergabung dengan rendahnya sensibilitas pihak pengelola televisi.Kedua hal tersebut menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya kreativitas para pekerja kreatif.

C. JENIS TAYANGAN MATA ACARA TELEVISi

a) News, Jenis acara televisi banyak, sebut saja program News. Ini sebuah identitas khusus sebuah stasiun televisi. Stasiun televisi swasta nasional maupun lokal menempatkan siaran berita paling utama. Berlomba menyajikan tayangan berita dengan perbedaan angle (sudut pandang) sajian. Askurifai Baksin pakar komunikasi dari Universitas Islam Bandung menyebutkan tayangan berita televisi terfokus pada spot news berita singkat. Liputan 6 pagi, siang, petang dan malam serta Liputan 6 terkini mengedepankan berita

Straight News secara Spot News. Begitu pula Metro TV dengan Metro Pagi, Metro Siang, Metro Hari Ini dan Metro Malam. Belum lagi Head Line News terfokus pada berita singkat. Banyak lagi, ada Buletin Pagi, Buletin Siang, Buletin Malam dan Seputar Indonesia (RCTI), Fokus (Indosiar) dll. Berbeda di Trans TV, Berita yang lebih mengedepankan In Depth Reporting. Trans TV mengemas sajian berita dengan tayangan Investigasi di program Reportase Sore. Format Berita televisi yang mengedepankan Aktualitas dan Faktualitas, biasanya dilengkapi dengan Feature News, Sport News. Kini bertambah lagi bagiannya, yaitu Jurnalisme Kuliner yang termasuk pada segment Feature News.

b) Drama Fiksi, dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario, Elizabeth Lutters membagi drama ke beberapa jenis drama fiksi. Pengertiannya adalah, jenis cerita fiksi yang bercerita tentang kehidupan dan perilaku manusia sehari-hari. Jenis cerita drama jika mengikuti teori Aristoteles, hanya digolongkan menjadi tragedy, komedi, dan gabungan antara tragedy dan komedi.

c) Drama Tragedi, adalah cerita yang berakhir dengan duka laraatau kematian. Sedangkan Drama Komedi, terbagi menjadi beberapa jenis a.l :

  •   Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari

    para pemain, melainkan karena situasinya.

  •   Komedi Slapstic, Cerita lucu yang diciptakan dengan adegan

    menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar dan kasar.

  •   Komedi Satire, Cerita lucu yang penuh sindiran tajam.

Komedi Farce, Cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu

D. PENGGOLONGAN JENIS-JENIS ACARA SIARAN

Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan acara siaran : a) Menurut unsur acara siaran

  • –  Siaran kata (news features, dramas, talks and discussions, etc.)
  • –  Siaran seni suara (serious music, light music, dance, variety, etc.)

b) Menurut tujuan acara siaran
Berikut ini adalah penggolongan jenis-jenis acara siaran (menurut UNESCO) :
 Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information

Programmes)

  • –  Warta berita (straight news)
  • –  Reportase (current affairs)
  • –  Penerangan umum (general information)
  • –  Pengumuman (public service)

     Siaran pendidikan (Educational Programme)

  • –  Siaran anak-anak
  • –  Siaran remaja
  • –  Siaran sekolah
  • –  Siaran pedesaan
  • –  Siaran keluarga berencana
  • –  Siaran agama
  • –  Ruangan wanita
  • –  Pengetahuan umum

 Siaran kebudayaan (Culture Programme)

  • –  Sastra (literature)
  • –  Kesenian daerah (folklore)
  • –  Apresiasi seni (art appreciation)

     Siaran hiburan (Entertainments)

  • –  Musik daerah (local music)
  • –  Musik indonesia (national music)
  • –  Musik asing (foreign music)
  • –  Hiburan ringan (light entertainment)

     Siaran lain-lain (Miscellaneous)

  • –  Ruangan iklan (commercial spot announcement)
  • –  Pembukaan / penutup siaran (opening/closing tune)

2. PRODUKSI.
Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan

produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya produksi bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-masing kru melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada.

Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan berguna saat proses editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap akhir shooting hari itu juga untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sudah bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya.

E. PRINSIP KERJA STASIUN TV

Cara kerja stasiun TV dimulai dari Departemen Programming. Departemen inilah yang merencanakan dan menentukan program apa yang akan ditayangkan, pada jam berapa & siapa saja target pemirsanya. Lalu program itu apakah harus dibuat sendiri secara inhouse, outsource, dibeli dari PH lokal atau harus di import dari luar negeri. Jika dibeli dari luar negeri, program itu berupa cassete atau berupa siaran langsung (live).

Bila program-program itu telah dipilih dan jadwal penayangannya telah ditentukan, maka bagian Sales & Marketing yang akan memasarkan / menjualnya kepada calon pemasang iklan. Slot-slot waktu yang tersedia untuk iklan kemudian diberi harga (rate card), sedangkan jenis iklan yang ditawarkan bisa berupa video, graphic, animasi, running text, iklan built in / blocking time. Itu semua tergantung dari kesepakatan antara kedua belah pihak (pemasang iklan dan operator stasiun TV).

Jika program harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian Produksi kemudian akan menyusun crew, membuat jadwal dan memproduksi program itu sesuai target waktu yang telah ditentukan.

Produksinya bisa dikerjakan didalam studio / diluar studio, tergantung dari jenis program apa yang sedang dibuat. Setelah jadi (dalam bentuk pita cassete / file hardisk) langkah berikutnya adalah proses Pasca Produksi (Editing, Graphic & Quality Control). Apabila telah lolos dari Quality Control berarti program ini telah siap tayang & program tersebut kemudian dikirim ke Playout untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (Play List). Nantinya, pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan, program ini akan tayang sendiri secara otomatis berdasarkan perintah dari software On Air Automation.

On Air Automationbekerja berdasarkan data entry yang dimasukkan oleh bagian Traffic.Jika fasilitasnya tersedia, bisa juga data itu berisi kapan running text, graphic atau animasi iklan harus tampil bersama-sama dengan program (fasilitas ini disebut dengan Secondary Event). Bagian Traffic biasanya berada dibawah Sales dengan tujuan agar memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan iklan.Sebab hal ini berakitan erat dengan masalah tagihan &

pembayaran iklan. Traffic / pengaturan lalu lintas program & iklan ini cukup rumit, karena melibatkan banyak pihak (Programming, Sales, Finance & Teknik) sehingga diperlukan software khusus untuk membantu mempermudah teknis operasionalnya.

Ketika semuanya sudah tersusun rapih dan kemudian di run, maka Playout akan secara otomatis menayangkan program dan iklan itu secara berurutan sesuai jadwal yang telah tersusun dalam Play List. Sinyal audio & video yang keluar dari Playout kemudian dipilih oleh Master Switcher untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar untuk dipancarkan. Dibutuhkan sebuah alat yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal dari Studio ke Pemancar, yang disebut denganSTL(Studio to Transmitter Link) sebagaimana diperlihatkan

dalam gambar diagram di bawah ini.

Dalam menyusun urutan program sering kali terdapat slot waktu untuk siaran langsung (live), baik yang berasal dari dalam atau luar studio. Sementara itu siaran langsung biasanya waktunya sering tidak pasti, dalam arti bisa maju atau mundur beberapa menit atau detik. Oleh karena itu didalam software On Air Automation umumnya telah tersedia fasilitas yang mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu penayangan program siaran langsung ini.

Siaran langsung dari luar studio umumnya menggunakan

jalur Fiber Optic, Satelit atau Microwave Link sebagai sarana untuk mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio. Sinyal-sinyal yang berasal dari luar ini dipilih melalui Routing Switcher dan kemudian harus di sinkronkan terlebih dahulu dengan standar sinyal eksisting yang ada didalam studio.Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal video ini disebut Frame Synchronizer.Selanjutnya, untuk mengukur kualitas sinyal-sinyal dari luar itu digunakan peralatan video monitoring berupa Waveform dan Vectorscope.

Didalam siaran berita sering kali disisipi dengan laporan langsung dari lokasi. Maka sinyal dari lokasi ini harus dikirim terlebih dahulu ke studio, kemudian digabungkan dengan pembaca berita (terkadang disisipi text dan gambar-gambar graphic), baru kemudian diteruskan ke Master Switcher untuk disisipi logo, running text / iklan animasi (bila ada) dan selanjutnya output dari Master Switcher dikirim ke Pemancar.
Jika ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan untuk memproduksi program-program hiburan seperti talk show, kuis, kontes / live music atau acara-acara lain yang agak kolosal. Tapi itu semua tergantung dari visi & misi dari stasiun TV itu sendiri.

Studio sering pula digunakan untuk keperluan rekaman (taping).

Hasil rekamannya kemudian diproses dijajaran Pasca Produksi untuk menjalani proses editing. Misalnya gambar-gambar yang tidak perlu harus dibuang, suara yang lemah diperkuat atau yang terlalu kuat dikurangi, kemudian diberi tulisan atau graphic agar tampilannya lebih menarik atau diberi sisipan suara (dubbing atau voice over) bila perlu. Setelah proses itu semua selesai kemudian materinya diserahkan ke bagian Quality Control untuk diperiksa kualitasnya. Bila telah lolos Quality Control, barulah dikirim ke Play Out untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (Play List). Pada waktu yang telah ditentukan,

program ini kemudian akan tayang sendiri secara otomatis atas perintah software On Air Automation.

E. PRINSIP KERJA ON AIR AUTOMATION.
Dahulu sewaktu teknologi komputer belum secanggih saat ini,

mesin perekam dan pemutar video masih didominasi oleh mesin-mesin pemutar pita magnetik atau yang sering disebut dengan VTR (Video Tape Recorder). Dengan demikian satu-satunya alat pemutar video untuk On Air adalah VTR. Maka sistem otomatisasi siaran dibangun dari keberadaan VTR ini. Gambar 1 memperlihatkan mekanisme kerja dari sistem otomatisasi siaran yang secara garis besar cara kerjanya adalah sebagai berikut :

  •   Departemen Program menyusun jadwal siaran. Kemudian Departement Sales menyelipkan beberapa iklan di antara program- program yang telah disusun itu. Data-data yang berisi tentang jadwal siaran ini (traffic file) disimpan ke dalam Floppy Disk lalu diserahkan ke team On Air.
  •   Selanjutnya team On Air memasukkan traffic file itu ke dalam komputer Media Preparation dan sekaligus memasukkan cassete- cassete ke dalam VTR sesuai dengan data-data yang tercantum di traffic file itu.
  •   Tepat pada waktunya, komputer On Air Controllerakan mengeluarkan perintah kepada VTR nomor satu misalnya, untuk memutar cassete yang sudah dimasukkan ke dalamnya. Perintah ini tepat pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan. Dalam selang waktu yang telah ditentukan, tepat pada jam menit dan detik yang telah ditentukan, VTR tersebut secara otomatis akan berhenti memutar cassete.
  •   Terlihat bahwa waktu merupakan parameter yang sangat vital dalam sistem otomatisasi siaran. Demikian pula dengan VTR, dimana Time Code merupakan parameter yang sangat menentukan. Sebab hanya berdasarkan Time Codeinilah content di dalam pita magnetik itu dapat diidentifikasi. Parameter Time Code ini juga sangat presisi. Ketelitiannya adalah 1/25 detik atau satu frame sesuai standar sinyal video PAL yang terdiri dari 25 frame (gambar) dalam satu detik. Jadi sistem otomatisasi siaran disusun berdasarkan jam tayang dan Time Code ini.
  •   Setelah VTR-1 berhenti, pada saat itu pula VTR-2 diperintah oleh On-Air Controller untuk memutar iklan misalnya. Dan pada saat yang samaMaster Switcher mendapat perintah agar inputnya dipindah dari Video-1 ke Video-2. Selang beberapa menit kemuidan, setelah beberapa iklan selesai ditayangkan, VTR-2 akan mendapat perintah berhenti, dan VTR-1 mendapat perintah putar lagi untuk melanjutkan program yang tadi terpotong oleh iklan. Demikian seterusnya hingga VTR-3 dan VTR-4 mendapat gilirannya masing- masing.
  •   Setelah selesai siaran, cassete yang tidak diperlukan lagi harus dikeluarkan dan diganti dengan cassete lain sesuai data-data yang tertera di dalam traffic file. Jadi meskipun siaran ini kelihatanya sudah berjalan secara otomatis, tetapi cara mengeluarkan dan memasukkan cassete masih dilakukan secara manual. Oleh karena itu sistem otomatisasi sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 1 belum sepenuhnya bekerja secara otomatis. Masih diperlukan satu mekanisme lagi yang mampu mengeluarkan dan memasukkan cassete itu secara otomatis dari dan ke dalam VTR.

    Apabila seluruh materi program dan iklan semuanya sudah ditayangkan, lalu jam siaran telah berakhir, maka komputerON-Air

  • Controller akan mengeluarkan dukumen berupa file yang sering disebut dengan As Run Log. File ini merupakan satu-satunya bukti siar yang menyatakan bahwa program dan iklan sudah ditayangkan pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan. File ini kemudian bisa diprint (oleh Departemen Sales) sebagai lampiran invoice yang ditujukan kepada para pemasang iklan.

    •   Bila hendak melakukan siaran langsung, baik dari dalam studio maupun dari luar studio, maka Master Switcher dapat diubah dari mode otomatis ke mode manual, sehingga inputnya bisa dipindahkan secara manual ke Video-5 yang berasal dari dalam Studio atau Live Feed.
    •   Terkadang siaran langsung waktunya sedikit bergeser. Misalnya direncanakan tepat jam 19.00.00 WIB, tapi karena satu hal bergeser sedikit menjadi 19.00.25 WIB, maka dengan sendirinya ada waktu kosong sejenak yang harus diisi. Nah di sinialh Still Store dibututuhkan, yaitu untuk menampilkan gambar diam (still) untuk mengisi kekosongan itu, sedangkan CG (Character Generator) bisa digunakan untuk menambahkan tulisan ke dalam gambar diam itu.
    •   CG dan Still Store ini bisa juga dioperasikan secara otomatis. Misalnya setiap program yang akan dipotong oleh iklan diisi dengan gambar diam bertuliskan: “kami akan kembali”. Atau lima menit sebelum satu program beralih ke program lain akan muncul running text berisi tulisan: “ikuti program ABCD kami lima menit lagi”. Dan lain sebaginya.

    VTR yang digunakan untuk On Air umumnya jumlahnya terbatas. Oleh karena itu bagi stasiun TV kecil yang memiliki jam siaran terbatas (2 hingga 4 jam siaran perhari misalnya), sistem On Air Automation seperti diperlihatkan dalam gambar 1 sudah cukup memadai. Tetapi untuk stasiun TV besar dengan 24 jam siaran per hari misalnya, akan membutuhkan waktu persiapan yang lebih panjang. Materi-materi yang disiapkan ini harus direncanakan untuk siaran hingga 3 atau 4 hari ke depan. Dengan Jamlah jam tanya yang demikian panjang sistem On Air Automation dalam gambar 1 sudah tidak sesuai lagi untuk digunakan.

    3. POST PRODUCTION / PASCA PRODUKSI

    Pasca Produksi merupakan sebuah tahapan akhir dari dari sebuah produksi siaran televisi, namun di dalam tahap pasca produksi ini terdapat beberapa proses lagi di antaranya :

    •   Editing

      Merupakan penggabungan dari beberapa scene yang telah dishooting pada saat tahap produksi,yang mana disusun dan disesuaikan dengan naskah .

    •   Mixing
      Merupakan rangkaian dari proses editing ,yang mana dalam tahap ini hasil editing di beri sound,atau suara baik berupa beck sound maupun narasi.
    •   Revew
      Memutar ulang hasil produksi,yang mana bertujuan untuk dikaji ulang kembali ,guna mengantisipasi akan terjadinya kesalahan- kesalahan pada saat tahap-tahap sebelumnya.
    •   Revisi

      Memperbaiki dan menyempurnakan hasil produksi yang ada,apabila terdapat perubahan-perubahan yang dihasilkan dari proses revew di atas.

       Hasil Akhir
      Merupakan proses finalisasi hasil dari sebuah produksi siaran yang mana hasil tersebut memang sudah benar-benar layak untuk On Air atau layak siar.

       On Air
      Proses penyiaran hasil produksi siaran melalui stasiun penyiaran.

     

 

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *